Tradisi Tingalan Dalem Jumenengan Keraton Surakarta, 9 Penari Remaja Bawakan Tarian Bedhaya Ketawang
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Surakarta menggelar Tingalan Dalem Jumenengan atau peringatan naik tahta ke-19 Raja Keraton Surakarta, Sampeyan Ndalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII, Kamis, 16 Februari 2023.
Sebagai puncak acara, pada Kamis siang akan dihelat Kirab Agung yang dapat disaksikan segenap masyarakat.
Dari pantauan Tempo, acara Tingalan Dalem Jumenengan di Keraton Surakarta dihadiri ratusan lebih tamu undangan, di antaranya raja-raja dari berbagai daerah seperti dari Kerajaan Adat Kepaksian Sekala Brak Lampung, Keraton Sumedang, Halmahera Barat Maluku Utara, Yang Muliq KPH Indrokusumo Puro Pakualaman Yogjakarta, Raja Nusak Termanu Rote NTT, Kepala 4 Suku Kesultanan Deli Ketua DPW Sumut, Kesultanan Paser Kalimantan Timur, PYM Dicky Pangeran Diraja Kesultanan Sanggau Pakoenegara Kalimantan Barat, Raja Keraton Keprabon Cirebon, termasuk Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro X dari Pura Mangkunegaran Solo dan segenap tamu lainnya.
Rangkaian Peringatan Waisak, Umat Buddha Gelar Tradisi Nyingma Monlam di Candi Borobudur Dalam tradisi Tingalan Dalem Jumenengan ini, ditampilkan tarian khusus yang hanya boleh ditarikan dalam acara itu, yaitu Tarian Bedhaya Ketawang.
Tari Bedhaya Ketawang ini ditarikan oleh sembilan penari gadis remaja yang belum menikah atau masih perawan.
Raja Paku Buwono XIII sendiri berada di Ndalem Ageng untuk menyaksikan tarian tersebut.
Tari Bedhaya Ketawang mengisahkan tentang siklus kehidupan manusia, mulai dari kelahiran, perjalanan hidup, kematian hingga alam setelah kehidupan di dunia.
Tarian yang dianggap sakral itu diiringi gamelan Kyai Kaduk Manisrenggo.
Mengenal Maen Jaran, Tradisi Pacuan Kuda di Pulau Sumbawa Selama Tari Bedhaya Ketawang berlangsung, seluruh ruangan dipenuhi harum semerbak dari asap dupa yang mengepul di beberapa sudut ruangan.
Adapun rute Kiran Agung pada Kamis siang akan melewati sejumlah ruas jalan, dimulai dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat – lalu JI.
Pakoe Boewono – Gapura Gladag ke utara menuju Jl.
Jend.
Sudirman – belok ke timur melalui JI.
Mayor Kusmanto – belok ke selatan melalui JI.
Kapten Mulyadi – belok ke barat melalui JI.
Veteran – belok ke utara melalui JI.
Yos Sudarso – belok ke timur melalui JI.
Brigjend Slamet Riyadi – belok ke selatan melalui JI.
Pakoe Boewono – kembali ke Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Menurut ketua acara Kirab Agung Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Adipati Benowo, rute kirab adalah seperti kirab Malam 1 Suro.
“Bedanya di kirab kali ini mulainya dari Pagelaran.
Kalau Kirab Malam 1 Suro kan mulainya dari Kori Kamandungan,” kata dia.
PIlihan Editor: Keluarga Raja Paku Buwana XIII Dukung Rencana Gibran Merevitalisasi Keraton Surakarta